Kamis, 21 Januari 2010

Pampers biasa dan Pampers Kain



Ini adalah debat yang paling seru di antara orang tua baru dan ibu-ibu muda, malah menjadi pembicaraan yang seru antara suami dan istri jauh sebelum anak mereka lahir.

Kita selalu bingung soal mau pakai popok kain yang bisa dipakai ulang, atau popok yang sekali pakai-buang. Kalau anda sudah punya anak mungkin akan merasakan dilema ini. Seorang anak dapat menggunakan 6000 hingga bahkan 8000 popok sekali pakai. Bayangkan uang yang harus dikeluarkan untuk membeli popok sebanyak ini yang akhirnya juga dibuang, dan menimbulkan masalah.

Karena itu kita harus tahu keuntungan dan kerugian dari masing-masing.

Keuntungan popok sekali pakai:

  • Orang tua gak repot-repot ganti popok, jadi langsung buang saja
  • Anak bisa tidur lebih tenang karena tidak terusik oleh popok yang basah terutama ketika tidur di malam hari
  • Praktis terutama untuk pergi jalan-jalan
  • Tidak perlu mencuci sehingga hemat air dan deterjen
  • Mengurangi biduren (rash)

Kerugian popok sekali pakai:

  • Sampah popok sulit di daur ulang. Diperkirakan popok membutuhkan waktu 200-500 tahun untuk benar-benar terdaur ulang. Beberapa perusahaan mulai mengusahakan popok yang mudah di daur ulang.
  • Sampah popok dapat merusak lingkungan. Sampah popok yang tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir bisa mencemarkan lingkungan karena bila terkena hujan, isi dari popok tersebut dapat masuk ke dalam tanah (bersama dengan sampah lainnya) dan mencemari air tanah.
  • Biaya yang tinggi. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Memang beli tidak banyak tetapi kalau terus menerus selama beberapa tahun, sebenarnya keluarga anda bisa memakai uang tersebut untuk kebutuhan lainnya
  • Menggunakan banyak bahan kimia, plastik, kayu
  • Resiko kesehatan! Ada bukti dari penelitian untuk korelasi antara popok sekali pakai dan kesuburan pria. Bila bayi anda memakai popok sekali pakai, maka popok tersebut akan menaikkan temperatur testis anak anda dan dapat mengurangi produksi sperma. Penelitian masih dilanjutkan untuk bukti-bukti lainnya

Keuntungan memakai popok kain:

  • Biaya! Jelas memakai popok kain lebih murah karena kita hanya perlu membeli mungkin 1-2 lusin popok kain dibandingkan membeli popok sekali pakai setiap minggu.
  • Bisa dipakai kembali. Bila anak kita sudah bisa dilatih menggunakan toilet, maka popok kain tetap dapat dipakai kembali bila perlu, dapat disimpan untuk anak berikutnya, dapat diberikan kepada orang lain yang membutuhkan, atau bisa menjadi kain lap/majun untuk bersih-bersih di rumah
  • Mengurangi sampah. Bayangkan bila 1 bayi bisa menghasilkan 6000 popok sekali pakai dan dibuang ke TPA. Ada berapa bayi di Indonesia?
  • Bisa didaur ulang. Bila popok sudah tidak terpakai dan dibuang dapat terdaur kembali karena bahan dari katun
  • Berbahan dasar kapas. Kapas jauh lebih baik dibandingkan bahan popok sekali pakai yaitu plastik. Kapas juga bisa diperbaharui/ditanam kembali, tidak seperti plastik yang berbahan dasar minyak

Kerugian memakai popok kain:

  • Menggunakan banyak air, deterjen dan listrik
  • Berbahan dasar kapas. Walaupun dapat diperbaharui, tetapi bila menanam kapas yang non-organik akan menggunakan pupuk dan pestisida yang berbahaya untuk lingkungan
  • Kurang nyaman untuk bayi. Memakai popok kain ukurannya tidak pas seperti popok sekali pakai yang lebih enak dipakai. Popok kain juga bisa bocor ke kiri/kanan karena tidak tertutup rapat. Jadi untuk anak yang suka goyang bisa menyulitkan.

Jadi harus bagaimana?

Kalau anda memilih popok sekali pakai, berarti anda sudah memilih jalan untuk membuang banyak sampah dan material. Ini tidak salah juga dan ini adalah pilihan anda. Bila ini yang dipilih, anda dapat mengurangi sampah di area lainnya, mungkin dengan membuat komposter sehingga bisa tetap balance.

Kalau bayi saya sendiri menggunakan keduanya. Jadi untuk dirumah memakai popok kain kecuali malam hari agar bisa tidur lebih nyenyak. Tetapi kalau kita pergi keluar rumah maka akan dipakai popok sekali pakai karena lebih praktis. Sekarang sebenarnya sudah mulai ada popok sekali pakai yang dapat didaur ulang, tetapi mungkin belum ada di Indonesia karena harganya yang masih cukup mahal.

Bagaimana dengan pengalaman anda?



0 komentar:

Posting Komentar

DIMENSI

Pengikut